Daily Life

What’s up, guys!

Maaf sok asik…

Sesuai judul di atas, gue mau bahas kehidupan sehari-hari gue sebagai seorang exchange student di Amerika Serikat. Buat yang belum tau, gue adalah salah satu siswa pertukaran pelajar Kennedy-Lugar Youth Exchange and Study tahun pelajaran 2017/2018. Buat yang tertarik atau mau cari info lebih lanjut, bisa dicek langsung di website Bina Antarbudaya.

Gue di hosting di Iowa. Tepatnya di Davenport, deket banget sama Illinois. Mau ke Illinois, tinggal nyebrang jembatan. Sampe. Iya, kayak kalau di Palembang dari ilir ke ulu. Gue tinggal bareng keluarga angkat disini. Host dad gue kerja di salah satu perusahaan car inspection, dan host mom gue kerja sebagai manager di salah satu restaurant di Davenport. Mereka tunangan, tahun ini menikah. Persis satu bulan setelah gue pulang nanti. Ini foto kami saat Thanksgiving!

FB_IMG_1511526422484

Disini gue sekolah, sama seperti remaja lainnya. Gue belajar di public school tertua di district, Davenport Central High School. Biasa disebut Central a.k.a. Blue Devils. Sekolahnya gede, tjoi! Terdiri dari 6 lantai, 1 Field House , 1 swimming pool indoor, 1 weight lifting room, 2 auditorium, dan 1 cafetaria. Lift juga disediain buat siswa/guru yang cedera maupun penyandang disabilitas. Bukan hanya bangunannya aja yang keren, guru-guru dan temen-temen disini pada asik dan termasuk sekolah yang mengerti cara menangani exchange student. Setiap lunch, makanan yang mengandung babi, which is tidak bisa dimakan oleh penganut Islam, ditandai dengan label. Sehingga gue bisa tau makanan mana yang bisa dimakan dan ga bisa dimakan.

building.jpg

IMG_20180202_093317

Setiap pagi, gue bangun sekitar jam 5. Sebenernya menyesuaikan waktu shubuh, si. Kebetulan ketika gue nulis ini lagi winter, dan shubuhnya sekitar jam 6, makanya gue bangun sekitar jam 5. Gue langsung rapiin tempat tidur, ke dapur buat minum air putih. Ngecek hape dan berita. Selanjutnya, karena disini murid dituntut buat ngerti dan paham sebelum kelas dimulai, gue biasanya buka catetan atau buku. Ini mungkin kebiasaan yang ga dilakuin selama di Indonesia.

Sekitar jam 6, lanjut sholat shubuh. Sempetin baca Al-Qur’an 10 menit aja. Secara ga disadari, gue berusaha lebih menghargai agama gue. Berusaha lebih memahami agama. Ternyata, jadi umat muslim di Indonesia enak, lo! Waktu sholat ga terlalu berubah setiap waktu, adzan siap memanggil setiap waktu sholat tiba, masjid dan mushola dimana-mana. Rata-rata sekolah di Indonesia pun menyediakan waktu istirahat lebih untuk sholat. Tapi kadang-kadang, kemudahan itu yang buat kita terlena. Terlena sama keadaan. Keenaakan dikasih kemudahan. Disini, setiap hari gue harus cek waktu sholat di app Muslim Pro karena waktu sholat sering berubah-ubah. Waktu khusus untuk sholat pun ga spesial disediain ketika sekolah. Gue biasanya bilang ke guru buat izin ke toilet. Ambil wudhu, langsung ke ruang Mr. Johnson, salah satu pegawai disini. Kalau Mr. Johnson baca dan mengerti tulisan ini, makasih banget sudah ngerti dan ngebolehin ruangannya dipakai buat sholat. You da real MVP!

Sistem kurikulum nya agak beda sama Indonesia. Kalau di Indonesia setiap hari pelajarannya ganti-ganti, disini pelajaran sama tiap hari, diganti 3 bulan sekali. Selama 3 bulan pelajarannya ga ganti-ganti. Disini pelajar dibebaskan untuk memilih kelas di bawah bimbingan counselor. Tapi, tetep aja masih ada required class buat lulus dari SMA. Jadi ga boleh keenakan pilih kelas optional tapi ngelupain required class.

Selain belajar, gue juga ikut kegiatan klub dan ekstrakulikuler disini. Bukan hanya menghilangkan kegabutan, ikut klub maupun olahraga bisa meningkatkan pertemanan lu. PESAT. Ini ga lebay. Tapi emang dengan ikutan klub, pertemanan lu bertambah luas. Hampir mirip di Indonesia, anak-anak kebanyakan melakukan komunikasi yang intensif ya di ekskul. Begitu juga disini. Gue join International Club. Diadakan setiap hari Selasa sepulang sekolah. Kebanyakan exchange student di Central ikutan klub ini. Selain bisa mengenalkan budaya Indonesia melalui diskusi dan presentasi, gue juga bisa belajar budaya dari negara lain. Anak-anak Central juga excited buat dengerin dan amazed dengan dunia di luar Amerika Serikat.

Untuk olahraga, gue gabung Cross Country sama Track. Cross Country itu olahraga musim gugur dan Track olahraga musim semi. Meskipun sama-sama olahraga lari, Cross Country lebih ke long distance run. Rata-rata setiap perlombaan, minimal jarak larinya 5K. Lumayan, kan? Sedangkan kalau Track, ada pembagian dari jarak dekat, menengah, dan jauh. Tempat perlombaannya juga beda. Cross Country biasanya di lapangan golf dan hutan. Kalian tau garis di luar lapangan sepak bola buat lari? Iya, Track pake itu. Di Cross Country dan Track ini, gue dapet banyak banget manfaat. Bukan hanya teman makin banyak dan akrab, badan juga pastinya lebih sehat, dong. Olahraga membantu mencegah ‘Another Fat Student’ effect. Bahaya kan kalau kena effect itu?

2017boysXC.jpg

Oh, satu lagi. Sistem istirahat di sini juga beda. Jadi istirahat cuma ada satu, yaitu ketika waktu makan siang. Jadwal lunch dibagi menjadi empat. Lunch A, Lunch B, Lunch C, dan Lunch D. Pembagian lunch berdasarkan waktu. Lunch A yang pertama dan Lunch D yang terakhir. Sialnya, term ini gue dapet Lunch D, lunch terakhir. Ketika waktu lunch tiba, kami bakal ngantri untuk dapat giliran masuk ke tempat ngambil makanan. Masuk, ambil nampan, keliling buat pilih lunch kita. Menunya lumayan banyak. Ada Asian food, sandwich, burger, pizza, Mexican food, dan Chicken nugget. Setiap hari menu ganti-ganti jadi lumayan ga bosan, deh. Ada juga aisle untuk ambil sayur, buah dan susu. Setelah dirasa cukup, kita ngantri lagi buat bayar. Bayar disini ga pake cash lagi. Jadi kita dibuatin akun buat deposit uang lunch kita. Jadi tinggal ketik student ID, beres. Cepet dan praktis, kan?

Sebenarnya masih banyak aspek kehidupan di sini yang mau gue jelasin. Yang punya pertanyaan seputar itu bisa langsung tulis di kolom komentar atau hubungi lewat kontak. Feel free to ask! Buat adik-adik yang masih berpikir untuk daftar pertukaran pelajar, jangan mikir-mikir lagi! Ingat, kesempatan bukan datang kepada orang yang beruntung, kesempatan datang kepada orang yang siap. Jadi, apakah kalian siap?

Tengah malam sendu,

Muhammad Alif Umari

10 thoughts on “Daily Life

    1. Hai, Sepiah! Rasa ragu itu ada. Tapi Alhamdulillah dengan berjalannya waktu dan dukungan dari keluarga, sahabat, dan kakak-kakak returnee semua itu bisa diatasi. Semoga membantu, ya!

      Like

    1. Halo, Furqaana! Program YES adalah program full scholarship. Jadi dari transportasi ke dan dari host country, which is United States, sekolah disana, sampai stipend bulanan pun ditanggung oleh program. Semoga membantu ya 🙂

      Like

  1. Assalamualaikum kak alif. Mau nanya, gimana sih cara biar pd buat speak out bahasa inggris di depan umum? Soalnya kk pasti tau kan kalo di indonesia ngomong bahasa inggris suka dibilang sok pinterlah sok inilah. Makasih kak

    Like

Leave a reply to Sepiah Dc Cancel reply